TRENGGALEK, SuryaNews.Net – Sejumlah warga Trenggalek diduga keracunan massal usai menyantap makanan saat mengikuti kegiatan selawatan.
Salah satu korban meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soedomo.
Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono mengatakan, korban berinisial N (47), warga Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, meninggal pada Senin, 14 Oktober 2024, pukul 10.06 WIB.
“Terakhir pasien menjalani perawatan di ICU. Kami sudah melakukan pengobatan perawatan semaksimal mungkin, namun pasien ini dinyatakan meninggal hari ini,” kata Sujiono.
Menurutnya, IGD RSUD dr Soedomo menerima tujuh pasien pada Jumat, 11 Oktober 2024, secara bergantian dengan keluhan yang sama, diare hingga muntah-muntah. Salah satu di antaranya adalah korban N.
“Khusus untuk pasien nyonya N, saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya mulai mengalami penurunan kesadaran sehingga membutuhkan penanganan lebih intensif,” ujarnya.
Setelah dilakukan tindakan dan pemeriksaan lebih lanjut, N harus menjalani penganan lanjutan di ruang HCU.
“Kemudian dilakukan perawatan satu hari, namun karena kondisinya menurun, mulai Sabtu dipindah ke ICU, dan meninggal pagi tadi,” ujarnya.
Untuk enam korban lain, Lanjut dia, saat ini kondisinya telah membaik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit guna menjalani rawat jalan.
Sujiono menjelaskan, saat dilakukan anamnesis atau wawancara riwayat aktivitas, para pasien diketahui sempat menghadiri kegiatan selawatan di kampungnya.
“Pasien mengikuti kegiatan keagamaan pada Rabu malam. Saat itu, makan sajian nasi kotak yang diberikan panitia. Kamis pagi N mengeluh keluhannya panas, sorenya diare dan muntah,” jelasnya.
Namun, pihaknya tidak berani memastikan penyebab kematian korban karena dibutuhkan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek, dr Sunarto membenarkan ada dugaan keracunan.
Saat ini, kata dia, petugas Dinas Kesehatan telah melakukan pendataan dan penanganan kasus itu.
“Kami sudah data, tangani kasus, sebagian dikirim ke RS, sampel proses pemeriksaan,” kata dr Sunarto.
Menurutnya, dari indikasi awal para korban, muncul dugaan mereka mengalami keracunan.
“Kemungkinan (keracunan) tetap ada,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang sempat dikonsumsi oleh para korban.
“Hasil pemeriksaan sekitar 2-3 minggu,” ujarnya. (*/red)