Berita  

Semarak Gebyar Budaya Nusantara di Desa Rejosari Meriahkan HUT RI ke-78

Semarak Gebyar Budaya Nusantara di Desa Rejosari Meriahkan HUT RI ke-78

Malang, Suryanews.net – Peringatan HUT RI ke-78 diadakan meriah oleh rakyat Indonesia dari berbagai penjuru negeri. Tak terkecuali Desa Rejosari, Kabupaten Malang, yang menjadi sorotan media pada Sabtu (02/09/2023).

Karnaval Budaya Desa Rejosari kali ini mengusung tema “SEMARAK HUT RI KE-78 GEBYAR BUDAYA NUSANTARA” dengan penampilan budaya yang sangat memukau. Karnaval ini menampilkan beragam aspek budaya, termasuk pertunjukan Ludruk, tarian Borneo, Tarian Topeng Hitam, berbagai jenis tarian Jawa, pertunjukan kolosal Roro Jonggrang, serta pertunjukan kolosal Darmawulan, dan masih banyak lagi.

Yang menarik perhatian media adalah pertunjukan kolosal Darmawulan berjudul “Perebutan Kencana Wungu” yang dipersembahkan oleh para pemuda dan pemudi dari dusun Jeding.

Kisah Darmawulan mengingatkan kita bahwa kejayaan Kerajaan Majapahit tidak dapat dipisahkan dari peran penting perempuan dalam sejarahnya. Setelah Tribhuana Tungga Dewi menunjukkan kepiawaiannya dalam memimpin kerajaan Majapahit, sang ibu, Gayatri, kerajaan ini masih memiliki sejumlah perempuan yang memberikan kontribusi besar dalam kemajuan kerajaan tersebut.

Salah satu tokoh penting adalah Ratu Ayu Kencana Wungu, anak dari Hayam Wuruk. Meskipun usianya masih sangat muda, yaitu 20 tahun, Ratu Ayu Kencana Wungu berhasil memimpin kerajaan Majapahit. Ia dianggap sebagai pemimpin ke-16 kerajaan ini dan dihormati karena kemampuannya mengatasi kemunduran kerajaan setelah berbagai cobaan seperti perang, wabah penyakit, dan kelaparan.

Selama pemerintahannya, Ratu Ayu Kencana Wungu juga terkenal karena berhasil menghidupkan kembali kearifan lokal dengan membangun candi-candi.

Kisah Ratu Ayu Kencana Wungu juga terkait dengan cerita legenda Minak Jinggo dan Damarwulan.

Kepala Desa Rejosari, Bapak JURI, ketika diminta komentar oleh media, menyatakan, “Kami sangat terkesan dengan kreasi muda-mudi dan warga desa kami. Ini adalah Indonesia, ini adalah Nusantara kita, yang memiliki beragam kekayaan budaya. Gebyar semarak budaya yang kami sajikan adalah bentuk apresiasi untuk negeri ini.” (DS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *