TULUNGAGUNG. SuryaNews.net – Menyambut berdirinya Pardikan Tawangsari Ke-276, rangkaian acara sudah mulai digelar. Hari ini, panitia mengadakan acara bertema “Ngontel Sareng Hadeging Pardikan Tawangsari”.
Hadir dalam acara Ngonthel Sareng yaitu, Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, Wakil Bupati Gatut Sunu Wibowo SE, Galih Nuswantoro Kepala BPKAD, Toga/Tomas, panitia Pardikan Tawangsari dan seluruh Peserta Ngonthel Sareng.
Desa Tawangsari dahulu merupakan Desa Pardikan, istilahnya, mendapat keistimewaan khusus oleh Kerajaan Ngayogyakarta pada waktu zaman Belanda.
Berawal dari, KH. Abu Manshur yang merupakan keturunan Prabu Amangkurat IV, pada waktu zaman penjajahan Belanda beliau dikejar-kejar Belanda, akhirnya menetap disini. Beliau diberi wilayah khusus oleh Kerajaan Jogja untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang menjadi daerah Kepanjangan dari Jogja.
Beliau juga merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama di Kabupaten Tulungagung, sehingga di Tawangsari terdapat Masjid Jami yang usianya sudah cukup tua dan masjid pertama yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Penetapan beliau di Desa Tawangsari tidak sembarangan, karena daerah yang dipilih itu harus di pinggir sungai dan sebagai pertahanan.
M. Makrus Manan selaku panitia mengatakan bahwa, kegiatan ngontel Sareng hari ini, merupakan rangkaian awal kegiatan Hadeging Desa Tawangsari Ke-276, Alhamdulillah bisa dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tulungagung.
“Ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian Perdikan Tawangsari yang Ke-276 dan puncak acara di Bulan Agustus. Selain Ngonthel Sareng, nantinya juga digelar pameran produk lokal Desa Tawangsari, pawai ta’aruf,” ucapnya. Minggu, (4/6/2023).
Menurutnya, kegiatan ngontel bareng kali ini khusus bagi para pecinta gowes sepeda Turonggo. Semenjak terjadi wabah covid-19 beberapa tahun terakhir, baru tahun ini bisa mengadakan kegiatan seperti ini lagi.
“Alhamdulillah, acara bisa berjalan dengan lancar dan sukses, jumlah peserta yang hadir sekitar 1.500. Peserta tidak hanya berasal dari Kabupaten Tulungagung tetapi ada juga yang dari Sidoarjo, Tuban, Gresik dan Kediri. Semuanya, memang ada wadah yang tergabung dalam paguyuban Komunitas Onthel Indonesia (KOSTI),” ungkap Makrus.
Diterangkan, panitia Ngonthel Sareng telah menyediakan berbagai door prize dan hadiah kepada peserta yakni, 3 ekor kambing, 8sepeda, baju khas Jogja, kipas angin dan lainnya.
Selain itu, peserta yang mengikuti Ngonthel Sareng disiapkan sarapan pagi yang merupakan khas dari Desa Tawangsari dan Mangunsari yaitu nasi loncom.
“Nasi lomcom Menurut istilah jawa sayur bobor, isinya daun kangkung, gori, pepaya muda atau markisa dan diolah dengan perpaduan khusus, ditambah terasi kedelai dan sambal kemiri, paling cocok dan mantap untuk sarapan pagi,” terangnya.
Lanjutnya, Desa Tawangsari mempunyai ciri khas khusus, bisa dikatakan Desa istimewa daripada Desa lainnya. Panitia ingin mengangkat keistimewaan Tawangsari yang saat ini juga ada salah satu tokoh di Tulungagung yang dimakamkan disini.
“Kedepan, kita bisa mengembangkan Desa Tawangsari menjadi Desa Religi. Alhamdulillah, seluruh lapisan masyarakat mendukung,”lanjut Makrus.
Pihaknya berharap, panitia tidak mengadakan acara yang sifatnya ceremonial, tetapi bagaimana kegiatan ini dikemas sebaik mungkin, bisa memberi manfaat dan sebagai edukasi kepada masyarakat secara ekonomi.
“Intinya, kita tidak menghambur-hamburkan uang, tetapi uang yang kita keluarkan nantinya bisa kembali dan memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat Tawangsari,” pungkasnya. (SN-Red)