PPDB Jalur Siluman di Sidoarjo Marak, Begini Modusnya

PPDB Jalur Siluman di Sidoarjo Marak, Begini Modusnya

Sidoarjo, Suryanews.net – Keresahan orangtua ketika anaknya tidak masuk sekolah negeri, meskipun sudah melali jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun beda jika orangtua mempunyai networking, dia akan cukup mudah melakukan loby ke oknum yang bisa membantu memasukan putra-putrinya ke sekolah impian.

Hal tersebut diungkapkan Tokoh Pemuda Pemerhati Pendidikan di Kabupaten Sidoarjo, Badrus Zaman Ketika ditemui jurnalis cakrawala.co.

“Tanpa menyebutkan siapa yang bermain di PPDB Siluman di Sidoarjo. Investigasi saya berangkat dari keresahan orangtua dan rekan-rekan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang tiba-tiba ada calon siswanya membatalkan pendaftaran karena ada panggilan masuk di SMP Negeri,” Ungkap Badrus Zaman.

Masih kata pria alumni Universitas Gajahyana Malang, praktek PPDB Siluman di Kabupaten Sidoarjo berangkat dari real aktual peserta didik yang tercermin dari Dapodik diambil rata-rata selama tiga tahun maka akan ketemu selisih sebagai PPDB Siluman.

“Artinya bahwa ada penerimaan siswa baru yang itu berjalan setelah PPDB resmi ditutup. Apakah dalam masa pengenalan lingkungan sekolah ataupun lainnya, siswa biasanya masuk pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS,” Ujarnya.

Apapun itu yang namanya titipan siswa diluar PPDB resmi, ditekankan oleh Badrus Zaman jelas melanggar dan mencederai unsur sportifitas dalam hal PPDB.

“Ketika titipan itu tidak bisa dimasukan ke enam atau tujuh jalur yang ada yakni Kelas Khusus Olahraga (KKO), Kelas Khusus Seni Budaya (KKSB), Kelas Cerdas Istimewa (KKCI), Jalur prestasi hasil perlombaan/pertandingan non akademik, jalur pretasi hasil penilaian sekolah, jalur perpindahan tugas orangtua/wali, jalur Zonasi dan jalur Afirmasi. Jika jalur tersebut siswa titipan tidak bisa masuk, otomatis dia melalui jalur siluman ini,” terangnya.

Sekolah favorit di Kecamatan Sidoarjo, SMPN 1, 2, 3 dan 4. Terindikasi ada siswa titipan. Berdasarkan aturan dari Kemendikbud satu rombongan belajar (rombel) satu kelas 32 murid. Di SMPN favorit tersebut modusnya akan menambah kelas atau menambah jumlah siswa dalam satu kelas sampai 38 murid,” Kata Badrus Zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *