Sidoarjo, SuryaNews.net – Banyaknya laporan masyarakat ke Pemerintah Desa, terkait penyebab macet yang terjadi di pasar Krempyeng Wage Taman Sidoarjo, sampai saat ini hanya isapal jempol dan angin lalu, dari pagi ketika orang berangkat bekerja, juga sore hari ketika pulang kerja, di tambah malam hari juga macet menyisahkan kejenuhan bagi pengendara baik R2 maupun R4. PR? itu terus terjadi tanpa ada solusi dan penertiban baik dari Pemerintah Desa, Rt, dan Rw. Semua membisu dan terabaikan. Rabu, ( 3/7/2024 ).
Dari beberapa waktu yang lalu ketika media Wartapos mengkonfirmasi Kades Wage Mashudan’ di hubungi Melalui Whatsaap tidak ada jawaban dan tidak membalas, seakan terkesan cuek terkait masalah ini, janji politiknya ketika Pilkades yang lalu janji hanya tinggal janji, salah satunya penertiban pedagang yang berjualan di bahu jalan dan sampai sekarang ini tidak pernah terjadi yang namanya himbauan dan mengumpukan pedagang di ajak musyawarah dan di himbau untuk tidak berjualan di bahu jalan, karena penyebab utama kemacetan ketika pembeli dengan enteng berhenti dan parkir di depan pedagang akhirnya pengendara yang lewat akan terhalang maka kemacetan terus dan terus menghantui baik masyarakat sekitar yang mau keluar dari gang juga, terlebih bagi pengendara yang lewat, Kepala Desa tidak ada upaya untuk memecah persoalan ini bahwa laporan masyarakat ke Desa hanya angin lalu, Kades diam, cuek dan tidak ada niat mencari solusi dengan masalah kemacetan yang di sebabkan Pasar Krempyeng ini padahal salah satunya kontrak politiknya menertibkan, menghimbau pedagang.
Mengapa, karena jalan Taruna adalah jalan kabupaten, jalan utama yang menjadi urat nadi akses menuju baik ke kota Sidoarjo maupun ke arah kota Surabaya. Tidak hanya berhenti di satu sisi Media ini Mengkonfirmasi pedagang M.A. Bahwa pedagang tiap harinya di kenakan karcis mas! yang menarik petugas dari paguyuban dua orang dari Rt.07 dan Rt.01 dari keseluruhan tarikan karcis buat bayar petugas pengatur jalan, untuk penarik karcis dua orang, bendahara, dan kas Rw 01, selebihnya di bagi Rt.07 65% dan Rt.01 35%. Masih kata M.A. namun adanya tarikan itu setidaknya Rt punya andil besar untuk menata wilayahnya dan mentertibkan atau menghimbau pedagang untuk tidak berjualan di bahu jalan namun lacurnya tidak pernah ada seakan memakan gaji buta dan Rt hanya memplokoto pedagang di peras santanya namun sampahnya tidak mau membersihkan paparnya.
Di sini juga ada kejadian mas! yang lalu pembeli Pasar Krempyeng Wage manjadi sasaran penjambretan sudah dua kali dalam sebulan salah satu korbannya kaget sampai meninggal dunia, ini kan menjadi pelajaran supaya pasar di tertibkan dan ada petugas keamananya. Apakah Pemdes, Rt, Rw diam, ngak mau tahu , terkesan pembiaran ketika terjadi persoalan, jangan jangan terutama ketua Rt 07 Kaserin dan ketua Rt 01 Dayat, hanya plonga plongo saja mas.
Saya berharap ini tidak menjadi bom waktu yang semakin hari pedagang tidak terkontrol dan yang di rugikan masyarakat sekitar dan pengendara. Dan untuk instansi yang berkepentingan, Pemdes Wage, Satpol PP, dan Dishub Kabupaten Sidoarjo Segera ambil tindakan, solusi segera ditertibkan bagi pedagang yang memakan bahu jalan jangan mlempem bagai kerupuk terkena air MLEMPEM! ujarnya. ( red )