Jakarta, Suryanews.net – Dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, Belajaraya 2024 hadir sebagai ajang kolaborasi Nasional yang mengajak semua pihak, untuk bersama-sama menghadapi tantangan besar di sektor pendidikan, Semua murid Semua Guru di Pos Bloc, Jakarta, acara ini membawa tema” Merayakan Belajar: Kapan Saja, Dimana Saja, dari Siapa Saja”, dan berhasil mengumpulkan lebih dari seribu Komunitas dan organisasi pendidikan, serta menarik antusiasme belasan ribu pengunjung.
Gobrol publik bertajuk ” Nilai Sekolah Bukan Segalanya”, menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai diluar prestasi akademis. Fransiska Oetami, CEO & Co-founder Clevio, mengungkapkan,” Kami Menakar tantangan di abad 21 ini, bahwa semakin canggihnya teknologi seharusnya juga harus diiringi oleh manusia yang semakin berkarakter dan manusiawi. ” Ara Kusuma, youth Years Manager Ashoka Indonesia, menambahkan, ” Nilai bagus saja tidak cukup. Kita harus mampu menerapkan ilmu yang kita dapatkan dalam kehidupan nyata”.
Arza Djatmika, Founder & CEO eSports Academy menekankan bahwa pendidikan adalah prioritas utama yang harus kita penuhi, dan memiliki passion dibidang lain seperti gaming dapat menjadi hal yang dapat membuat kita survive di era industri digital. musisi Endah N Rhesa juga berbicara tentang pentingnya tanggung jawab dan pembuktian diri dalam mengejar passion dibidang musik. “Ketika sudah menunjukkan minat tertentu kita harus mengamati progres kita seperti apa. Gimana kita dapat menyajikan data, pembuktian kita, maka seharusnya dapat menjadi berkah untuk kita semua,” kata Rhesa.
Ngobrol Publik yang menjadi sorotan utama pengunjung adalah sesi yang mengusung tema” Belajar jadi Pemimpin Bangsa”, yang menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Budi Gunadi Sadikin( Mentri Kesehatan RI), Emil Dardak ( Wakil Gubernur Jawa Timur), Salman Subakat ( CEO NSEI, part of Paragon Corp), dan Najwa Shihab ( Pendiri Narasi).
Nisa Felicia, Direktur Eksekutif PSPK selaku pemantik diskusi, membuka dengan menyatakan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh Pendidikan formal, tetapi juga faktor-faktor seperti latar belakang keluarga dan lingkungan sosial. ” leadership is about a sense of capability, bahwa kita memiliki kapasitas untuk menurut hak dan kapasitas untuk bersuara, jadi gunakan hak tersebut untuk mendapatkan kehidupan kita”, ujar Nisa.
Budi Gunadi Sadikin menambahkan,” Pemimpin harus memiliki tujuan, mimpi, serta harapan yang bisa diinspirasikan ke.masyarakat. Selain itu, Pemimpin harus jujur, amanah, dan mendapatkan rekoqnisi dari masyarakat,” Salman Subakat memperluas makna kepemimpinan dengan mengatakan,” Pemimpin adalah yang mampu menjadi penyemangat, perekat, pemikir”. Emil Dardak juga menekankan,” Kriteria Pemimpin yang menurut saya adalah pemimpin yang bukan menonjolkan kekuasaan tetapi mampu menggerakkan dan merasa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat, tidak perlu disuruh tapi ada inisiatif sekecil apapun itu”.
Najwa Shihab, Pendiri Narasi menyoroti pentingnya hak-hak perempuan dalam kepemimpinan. Perempuan mempunyai potensi Kepemimpinan yang luar biasa, lebih proaktif memancing komunikasi dan juga lebih sensitif. Jangan pernah merasa tidak pernah punya kesempatan untuk mewujudkan kemampuan itu”, ujarnya.Najwa juga menutup dengan mengingatkan masyarakat untuk berani menuntut hak mereka. ” Demond you right, of you don’t ask you don’t get anything else, jangan takut dengan penolakan, setidaknya kita berani dan sudah mencoba,” tutupnya.(INE)