SIDOARJO. SuryaNews.net – Salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia sebelum berangkat haji adalah menyelenggarakan walimatus safar. Acara ini biasa dihadiri keluarga, kerabat, sahabat, hingga tetangga.
Istilah walimatus safar terbentuk dari dua kata yaitu kata Walimah memiliki bentuk Jamak Walaim yang berasal dari kata awlam yang artinya berpesta, mengadakan kenduri atau jamuan. Adapun, kata Safar memiliki arti perjalanan, Selasa (6/6/2023) malam.
KH.Arif Sugianto dari peneleh gang 5 surabaya, selaku penceramah menerangkan, menurut istilah walimatus safar merupakan acara syukuran sekaligus berpamitan untuk berangkat ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji,” Imbuhnya.
Istilah walimatus safar sendiri tidak ditemukan dan dikenal dalam literatur Islam sebelum akhirnya muncul tahun 1970-1n.
“Istilah walimatus safar, sebelum ini tidak ditemukan dan tidak dikenal dalam literatur Islam, ia muncul pada tahun 1970-an, itu pun dikenal di perkotaan (Jakarta), terkait dengan pelaksanaan selamatan atau syukuran karena akan melaksanakan ibadah haji.
Lanjut KH.Arif, Haji dan Umrah menyebut, apabila ditelusuri lebih jauh memang ada beberapa adab dan kesunnahan secara khusus bagi orang yang akan melaksanakan safar. Dalam hal ini, safar mencakup seluruh aktivitas bepergian tak hanya sekadar untuk haji,” Terangnya.
Acara ratiban dilakukan untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an yang pimpin oleh H.Asnawi dari sidoarjo dan membaca sholawat, dan dilanjukan tutup doa dipimpin oleh Abah Lutfi Toyib dan mendoakan orang yang melaksanakan haji agar diberi keselamatan dan mabrur ibadah hajinya.
Menurutnya, acara semacam ini baik dalam rangka pelaksanaan ibadah haji maupun kegiatan lainnya dan hukumnya sunnah. Sehingga, apabila hal dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Umat muslim yang berkumpul di suatu majelis membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an Al-Karim dan mengadakan majelis ilmu, Allah akan menurunkan rahmat kepada mereka.” (HR Muslim).
KH.Arif Sugianto menjelaskan, ratiban atau walimatus safar yang berkaitan dengan haji ini merupakan suatu bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan dinyatakan kepada pihak lain.
“Yang penting, dalam mengadakan walimatus safar, jangan sampai ada niat menjadi riya (ingin mendapat pujian manusia),” jelas KH.Arif.
Lanjut Heri Suwito yang punya hajat menambah, banyak terimakasih kepada seluruh undangan baik keluarga, kerabat dan tetangga, dan juga minta doa restunya supaya perjalanan ke tanah suci makkah – madinah kami sekeluarga diberi keselamatan tanpa halangan apapun dalam perjlanan dan menjadi haji yang mabruroh kembali ke tanah air Indonesia dengan selamat,” Pungkasnya.
(Red Abie)