Diduga Depresi, Seorang Ibu di Situbondo Sayat Lehernya Sendiri

Diduga Depresi, Seorang Ibu di Situbondo Sayat Lehernya Sendiri

SITUBONDO, SuryaNews.Net – Seorang ibu di Situbondo melakukan percobaan bunuh diri dengan menyayat lehernya menggunakan pisau dapur. Beruntung nyawanya bisa diselamatkan.

Perempuan paruh baya tersebut berinisial S (54), warga Kapongan, Situbondo, Jawa Timur (Jatim). Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Akibat aksinya tersebut korban mengalami luka sayat pada bagian leher sebelah kiri selebar sekitar 3 cm dan sedalam 1 cm. Petugas medis akhirnya memberikan penanganan intensif karena korban banyak mengeluarkan darah.

Diketahui, aksi percobaan bunuh diri tersebut dilakukan korban karena diduga depresi. Sebab, anak angkatnya tak mau pulang ke rumahnya.

Kejadian berawal saat korban dan anak angkatnya pergi ke salah satu toko di kampungnya untuk menjual beras seberat 44 kg, selepas isya atau sekitar pukul 21.00 WIB.

Saat pulang dan sampai di rumahnya, korban sempat terjatuh. Ia lantas memarahi anaknya karena menilai anaknya tersebut yang menyebabkan terjatuh.

Tak terima dimarahi ibunya, sang anak lantas pamit pergi ke rumah neneknya. Korban sempat melarangnya, meski sang anak tetap pergi.

“Diduga dia depresi setelah anaknya tak mau disuruh pulang,” ujar Kapolsek Kapongan, Iptu Teguh Santoso kepada wartawan, Senin, 11 Maret 2024.

Korban akhirnya menyayat lehernya sendiri menggunakan pisau dapur sebanyak dua kali. Untungnya segera diketahui adiknya dan memberikan pertolongan.

“Karena luka sayatnya cukup lebar banyak mengeluarkan darah, korban saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSU Abdoer Rahem Situbondo,” pungkasnya.

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *